Thursday, April 12, 2018

Social Media

Haloo.
Lagi pengen nulis di sela-sela mencari inspirasi term paper (emg gue banyak alasan aja sih).

Hmm kali ini pengen bahas soal social media.

Gue lg sering baca ajakan orang-orang buat lepas dari social media. Gue sejujurnya pengen juga sihh. I mean we can still communicate through texts, blogs, or other platforms which are "less social". So we dont feel like we need to post something everyday.

Lalu gue jd mikir juga kenapa yaa gue masi main social media. Dan gue rasanya pny akun dimana2 hahaha. Alay? Well, gue ga bangga tapi ga malu juga sihh biasa aja.

Awalnya gue selalu pny social media supaya gue bisa liat kabar temen2 gue. I have been away from friends since high school, plus I have no sibling. I think it's normal for me if I sometimes miss my friends. Plus Indonesia is huge, it is very hard to keep in touch in real life. Makanya jaman fesbuk booming, gue ikutan. Terus twitter. Hbs itu apa yahh, instagram dulu apa path dulu? Trs yaudah gue jd punya smua akun. (untungnya ga kena snapchat sihh. gue agak nggak bgt juga kayaknya manyun2 di kamera hahaha). Pas jaman path dan instagram, gue baru ngerasa kebanyakan akun sih hahhaa. Buat apa juga pny bnyk platform ketika hidup gue cuman satu. And I am just normal people, I dont think I have so many things to share. Tapi lagi-lagi niat ngurangin akun hanyalah niat karena ada temen gue cuma di path, cuma di ig, cuma di fesbuk. Hahaha. Sungguh being 30 does not mean I am mature though,

Mostly orang-orang ngajak untuk lepas dari social media karena socmed bikin bnyak negative impact ke orang. Misalnya, orang jadi fake/less honest, kecanduan popularitas, kecanduan henpon alias dikit2 ngecek hp buat ngecek notif, kurang menghargai present/real life, dan jd less productive. Well, I could not agree more sih. Gue pernah mengalami masa ini, and I am definitely (still) learning from my mistake. Gue pun banyak jd saksi dimana temen2 gue malah asik foto2 instead of kita ngobrol sesuatu, atau temen gue jd negatif bgt karena dirinya ngerasa kalah dibanding temen2 lainnya.

Well, gue ga nyalahin siapa2 sihh. It is a good thing to have stored memories in your phone and share to people. Gue pun selalu hepi kalau lg ngeliatin foto2 gue jalan sebelumnya. Jadi kalau ada temen2 yg butuh escape plan, tempat recommended/nggak recommended bisa jadi referensi. Cuma makanya gue pun skrg lg berusaha nggak pegang handphone whenever I am with friends especially during meal time. Berhubung kemampuan komunikasi gue minus, jangan ampe dehh minusnya tambah gede.

Bagian yg jadi depressed karena ngeliat temen2, hmmm. Alhamdulillah gue hampir nggak pernah ngalamin. Gue pernah sih kayak, waaa bagus bgt gambarnya pengen deh kesana. Tapi terus mikir, am I really want to do that or just because everyone does that, I change my mind too? Nah, sejak saat itu, gue selalu cari tahu dulu sebelum pengen. Karena namanya foto, cuma berapa persen sih dari exact conditionnya. Worth nggak sama effort buat kesana. Kuat nggak kalau emg mau kesana. Dan kalau emg mahal bgt atau lagi ada prioritas lain yg ga bisa dihindarkan, gue cuma berharap mudah2an ada rejeki kesana. Namanya juga rejeki, cuma Tuhan yg tahu. Kadang gtu aja gue udh tenang. Hahhaa *apa deh gue. But still, it's very a human thing, to became envious of others. So do not feel bad if you do that. Lagian iri sama orang bisa jadi penyemangat, sumber kreativitas, dan bikin jadi pribadi yg lebih baik (if you can escape the bad thought, of course).

Udh dulu yaa. Mudah2an gue bisa lebih wise dlm pke social media dehh. Tujuan gue cuma buat update kehidupan temen2 (dan idola favorit :D), supaya gue bisa ikut seneng ketika mereka seneng, dan bisa bantuin ketika mereka sedih. Dan mudah2an gue pun bisa sharing hal yg baik2 aja.

Bbyong!

No comments: