Monday, December 26, 2016

Why You Should Study Abroad

Hi people!

Akhirnya semester pertama dari program master saya selesai. Plis jangan tanya gimana, hahaha. Banyak banget hal yang perlu dipelajari dan disesuaikan alias adaptasi. But it was okay.
Anyway,
Yang mau diceritain kali ini bukan bagian kuliahnya ya. Tapi saya mau cerita kelebihan dari sekolah di luar negeri. Jadi kalau teman-teman punya kesempatan, harus diambil.
1. Pengalaman Tinggal di Tempat Baru
Pengalaman ini totally beda sama kalau dulu teman-teman ngekos di kota lain. Selain belajar bahasa yang baru, di negara lain kita juga belajar sistem yang baru dan mungkin jauh lebih maju dibandingkan sistem kita di Indonesia. Jadi suatu hari nanti, teman-teman bisa dengan riil memberikan masukan dan saran terkait sistem. Pengalaman di AS sini, sistem apapun sudah well established. Mau ngurus apa aja udh ada caranya, bisa dicari online, dan mudah direncanakan misalnya untuk urusan kesehatan, pinjam buku, sewa ruang belajar, pesan makanan, bahkan bayar listrik. Semua mudah, jadi nggak ada alasan untuk mangkir dari segala kewajiban.
2. Pengalaman Jadi Minoritas
Jadi seorang muslim di Indonesia membuat saya menjadi bagian dari mayoritas rakyat Indonesia. Namun di sni, saya belajar jadi minoritas. Belajar menghargai orang lain, mempelajari kebiasaan setempat, dan belajar berkontribusi terhadap sekitar.
Nah speak of being minority, kita harus belajar bagaimana adaptasi dari kebiasaan lama di Indonesia dengan kebiasaan lokal misalnya dalam beragama. Di sini, syukur kampus saya menyediakan mushola dan ada reflection space di perpustakaan yang bisa digunakan untuk sholat. Bisa juga sholat di ruang personal yang biasanya ada di perpus. Kendalanya memang wudhu, karena hampir tidak ada restroom yang "basah", jadi kita harus puas dengan tayamum. Selain itu, karena jadwal kuliah yang padat dan waktu sholat yang singkat (pernah zuhur hanya satu jam rentang waktunya), saya juga terpaksa menjamak sholat-sholat saya. Mengenai ibadah ini, Allah Maha Tahu dan biar Allah yang menilai, yang penting kita lakukan yang terbaik.
Selain sholat, tidak minum alkohol atau tidak makan pork juga menjadi tantangan. Tapi semua bisa dilewati kok, asal kita juga bijak dalam menyampaikan keyakinan kita.
3. Belajar Budaya Setempat
Salah satu hal positif dari budaya di sini adalah greetings. Simple greeting semacam "good morning" sampai "have a nice day". Seneng deh pas awal-awal datang ke sni, diberi sapaan semacam "have a good one" atau "hope you enjoy it". Tapi lebih senang lagi ketika kita berbuat hal yang sama, dan mereka mengapresiasi itu.
Kalau kita ke toko, penjaga kasir biasanya akan nanya "how are you?". Itu bukan sekedar basabasi tapi benar-benar menanyakan. Nggak salah kalau kita cuma jawab "I'm fine thank you" tapi akan lebih baik lagi kalau kita balik menanyakan seperti "good, how are you?" atau bisa juga kita sedikit cerita "I'm good, but the weather is very cold". Pernah saya jawab spt itu, dan ketika mereka langsung menanyakan asal saya dan langsung memberikan saran supaya tidak terlalu dingin dan memperingatkan untuk hati-hati di jalanan yang licin karena salju. Persepsi saya tentang orang Barat yang galak, itu salah banget. Mereka straight forward tapi punya itikad yang baik untuk bantu orang lain. Saya pengen orang Indonesia bisa pny kesempatan berinteraksi dengan orang sini supaya benar-benar tahu arti ramah yang sesungguhnya (too much nyinyir in my timeline so I don't think Indonesian is kind anymore).
4. Belajar Atur Sumberdaya
Ketika kuliah di luar, kita harus pintar-pintar atur sumberdaya yang kita punya mulai dari waktu, tenaga, uang, sampai mood kita.
Yang pasti kita harus belajar manage waktu untuk kuliah, istirahat, kerjakan tugas, ikut office hour asisten, belanja groceries, masak, laundry, dan lain-lain. Manage waktu ini penting banget supaya kita bisa tetap sehat dalam beraktivitas karena kuliah itu marathon, bukan sprint.
Manage tenaga berhubungan banget sama waktu yang kita alokasikan.
Manage uang, tentu saja penting terutama buat kita-kita yang terima beasiswa. Kita harus detail banget mencatat pengeluaran dan tentu saja mengutamakan hal-hal yang diperlukan. Jangan lama-lama kalap sama barang-barang karena kita "mumpung" tinggal di luar negeri.
Manage mood, berhubungan banget sama orang-orang yang kita temui. Bergaul boleh, tapi tentu, bergaul sama teman yang memberikan dampak positif buat kita. Jangan buang waktu cuma biar gaul atau biar eksis. Do what you really want to do. Our life is too precious to do something we hate.
5. Belajar Atur Kesendirian dan Ekspektasi
Buat yang belum berkeluarga, manage yang terakhir ini penting banget. Bagaimanapun, gaul dengan teman-teman beda kebangsaan, pasti rasanya beda. Dan kesepian itu penyakit mahasiswa yang kuliah di luar Indonesia. Perbedaan waktu di sini dan Indonesia lebih dari 12 jam. Jadi kebayang kan kalau pengen curhat dengan ortu atau teman-teman di Indo, agak susah. Tapi percayalah itu akan segera berlalu. Lama-lama kita akan terbiasa gahul dengan teman di sini dan rasa sepi itu akan berakhir.
Dan dari kesendirian ini, kita juga akan lebih menghargai keluarga dan teman-teman sebagai our primary support system.
Atur ekspektasi juga penting lhoo. Awal kuliah, saya jiper banget lihat mahasiswa lain. Mereka banyak nanya, yang pertanyaannya saja tidak saya mengerti. Mereka jauh lebih muda dari saya pula, punya background yang sudah mantap, pokoknya haduh mengerikan. Tapi ternyata saya salah. Kalau kita mau berusaha, Indonesian juga bisa kok dapet nilai yang sama dengan teman-teman dari negara lain. Kita juga unggul kalau kita mau maju.

Hmm mungkin segini dulu kali yaa.
"Merantaulah agar kau tahu arti rindu yang sesungguhnya, agar kau tahu kemana kau akan pulang, agar kau tahu arti rumah yang sesungguhnya"
Salam dari perantau di Madison.

Life in Madison

Hi There! Been a while since I wrote here.
Living my dream as a grad student in US. Hihihii many things happened yet I still need time to adapt.
But I really love being here.
The lecture is not easy. Although I already did many quantitative lectures like 11 credits of calculus, 3 credits of matrices and vector, 6 credits of operation research, 6 credits of statistics, I am not even recall anything. Ok, recall a bit, but I still need to study until late. But still, it's what I have imagined before and not regret (yet) hahaha. I miss being at school, study, and learn something new. Thank God the facility is really no joke. You can literally enjoy the great library, the effectiveness of campus system, and do study comfortably.
I met many great friends and still adapt with them. But right now, I am grateful that Allah help me by sending them and make things easier here. Can not be more grateful.
The city here is very beautiful. The weather is a bit cold, but very refreshing. Thankfully, I am healthy up to now. I walk around 15-20 minutes or 5 minutes by bus to get to my building and everything is good. The city also considered as big (yeah, it's the capital of Wisconsin State) so it has everything. I can cook just like in Indonesia and eat rice (almost) everyday. But if you too lazy to cook, you can buy everything including Indonesian. So it's perfect here.
Cat thing, you can find cat cafeeee. It is wonderful right? Hihihii I enjoy my time here.

The things that I really love here is:
1. Pedestrian is being respect a lot. People can really stop their vehicle just to let pedestrian cross the street. The side walk also good and you can literally walk to everywhere.
2. People appreciate other people a lot. There are so many appreciate greetings here. When other help, people will really appreciate it, and always say thank you. I think it is very different than in Indonesia. We do not have so many appreciative sentence just like here. I really love when people say "'I really appreciate that', 'How lovely are you for helping me', 'You are really great, thanks for your help', 'have a nice day'" and something like that. I mean, in Indonesia, we only said like "thank you or thank you very much". You know the great feeling when you are being appreciate by other, aren't you? It's very good, and make you want to do good thing more.
3. People respect and help a lot. Yeah, the effect of good appreciation make people do good deeds more. Just by holding the door, picking something up, queuing in good manner, waiting patiently for another car, making up after had meal, are simple good habbit that really common here. I really love the positive vibe that people made here.

There is still a long way to go. I hope I could learn and contribute as much.
See you!

Saturday, October 22, 2016

My Korea Trip Part 2

Well hellooo. Back to my Korean Post.
I am so exciteeeed. (sorry for superlate)

Day 1

Setelah sampai Hongdae, yang pertama dilakukan adl naro barang di hostel dan jalan-jalaaaan.
Road to Hostel, Beautiful right?

1. Well rute pertama adl cafe hopping di Hongdae. Hongdae adl salah satu daerah yang terkenal buat turis asing. Banyak cafe, dekat kampus yang terkenal dengan street performancenya, dan banyak tempat makan. Kalau sore-malam, rame bangettt sama seniman yg sibuk nyanyi atau jogetjoget di tengah jalan. Sore dan malam, pojang macha atau streetfoodnya korea bakal muncul dan jual berbagai snack khas sana. Mulai dari tteokbukki, odeng, pancake, blood sausage, aneka gorengan/tempura, dll. Odeng atau fishcake favorit gue. Anget, pas buat malam yg dingin. *apacoba*
Mural Wall Hongdae
Street Market Hongdae
Hello Kitty Cafe 
Had a banana waffle and latte for quick lunch 
Thanks Nature Cafe. Yes, it is real sheep!
Too Cute Socks
Pojang Macha

2. City Hall - Deoksugung Palace. Jadi di depan city hall itu ada lapangan rumput yg terbuka buat umum. Bisa buat sekedar duduk-duduk sambil nyemil atau ngobrol. Seberangnya ada Deoksugung Palace. Jangan lewatkan Royal Palace Guard Changing. Jamnya ada di website, kalau nggak salah tiga kali sehari. Terus tiketnya, bisa beli tiket terusan di semua istana harganya sekitar 10.000 KRW, atau satuan. Kalau nggak berencana namatin semua istana, mending beli satu2 aja. Prosesi pergantian penjaganya sekitar 15 menit. Deoksugung ini merupakan istana yang mixed antara budaya asli Korea dan budaya barat. Jadi bangunannya pun ada yg model Eropa. Bangunan Eropanya skrg jadi museum. Oiya, kita bisa sewa semacam radio recording yang menjelaskan setiap spot di istana. Jadi jangan ragu buat selalu minta peta, dan sewa recording kalau diperlukan.
Deoksugung Area
Selfie with the Guard Doll
The Guard Changing Ceremony (1)
The Guard Changing Ceremony (2)
The Guard Changing Ceremony (3)
The Wall
West - East Culture Mixed

City Hall

3. City Bus Tour. Lokasinya nggak jauh dari Deoksugung. Jalan sekitar 5 menit. Nah, untuk bus tour ini ada banyak jenisnya dan durasinya, siang dan malam. Bisnya ontime jadi harus ontime yaa datangnya. Kemarin gue sendiri pilih rute Gwanghwamun - Changgyecheon (via Namsan)


Inside the Bus

Changgyecheon Stream - Final (1)

Changgyecheon Stream - Final (1)
4. Udh dehh hari pertama selesai. Oiya sblm pulang, gue sempet belanja nasi yang tinggal dimicrowave-in aja, sama telur rebus. Untungnya ada dapur di hostel, jadi bisa manas-manasin. Berhub udh bawa mie gelas juga dari rumah, mayanlahhh buat sarapan kalau mager keluar pagi-pagi atau gak selera sama menu breakfast di hostel.

The Lee&No Guesthouse


Day 2

1. Jadwal day 2 gue adalah menamatkan serial istana. But warning, ini hampir impossible sebenarnya karena istana itu luas-luas bangeeeet. Gempor berat dehh.
2. Sebelum ke istana, gue ke Gwanghwamun Plaza. Plazanya ada di tengah kota. Di tengahnya ada dua icon. Yang pertama adl Jenderal Yi Sun Shin dan Raja Sejong (yang buat huruf hangul Korea yang dipakai saat ini).

Jenderal Yi Sun Shin ini adalah Jenderal yang terkenal karena berhasil mengalahkan Jepang. Dulu Korsel kan mmg dijajah sama mereka. Saking terkenalnya, gue pernah satu kereta sama ibu-ibu dan dia ngeh klo gue ini turis. Terus dy memperkenalkan diri kalau doi dari Yi Sun Shin foundation gtu. Dy kasih kartu nama, dan dy pun nanya ke gue apa gue tau siapa. Waktu itu gue nggak gtu jelas dengernya (maklum cara melafalkannya kan agak beda yahh) terus dy agak offensive gtu. Trs gue lsg puter otak, untungnya bener jenderal ini yg dy maksud. Hufft,
Statue of Admiral Yi Sun-Shin 

Gwanghwamun Plaza
Gyeongbokgung from the front
2. Setelah itu, didepannya berdiri istana Gyeongbokgung. Ini adalah main palace dari semua istana. Di depannya, kita bisa coba-coba pakaian Korea atau Hanbok buat dipakai sambil keliling istana. Gue ke sana pas wiken. Itu ramenyaaa yasalam. Jangan lupa minta peta, biar kita bisa tentukan rute yg bisa hemat tenaga ahahhaa. Gue paling suka di bagian kiri, banyak tempat dekat danau yg adem dan relatif sepi.
Look at the color!
Festive!
The costume
Palace!
The Inside
Danau

Tempat Penyambutan Tamu Asing
3. Sblm jalan ke Changdeokgung dan Changgyeonggung (Gung means Palace), gue melewati Hanok Village. Jadi di daerah tsb, masih banyak kampung yg rumahnya masih asli. Rumah bergaya tradisional gtuuu. Di antara rumah2 itu, ada hostel, ada juga cafe2 lucu yang bisa didatengin. Sepanjang jalan banyak toko2 yang jual kue tradisional juga dan buah-buahan. You should try strawberry. It tastes so sweet!

Rumah-rumah tradisional
Cafe bergaya klasik
Cute cafe I accidentally found in Hanok Village 
Yummy Strawberry
The Alley <3 nbsp="" td="">

4. Changdeokgung Palace. Jadi istana ini adl istana kedua terbesar setelah Gyeongbokgung dan dulu digunakan utk tinggal para pangeran. Istana ini juga udh disahkan sbg Heritage oleh UNESCO. Highlight istana yang ini adalah Secret Gardennya yang luas banget dan adem. Dulu secret garden ini digunakan untuk belajar atau merenung para raja. Untuk masuknya, agak limited dan perlu tiket yg berbeda dengan Changdeokgung Palace. Ada jam-jamnya dan harus ditemani oleh pemandu wisata. Jangan salah pilih jam, karena ada pemandu wisata yg akan bicara bahasa China, Inggris, dan Korea.
Changdeokgung Palace (1)
Changdeokgung Palace (2)

Entrance of Secret Garden
Way to Secret Garden (1)


Way to Secret Garden (2)
Secret Garden (1)
Secret Garden (2)
Secret Garden (3)
5. Changgyeonggung Palace
Istana ini sebelahan sama Changdeokgung Palace. Kalau gue nggak salah, istana ini merupakan perluasan karena saking banyaknya dayang-dayang dan keluarga raja. Makanya bentuknya luas banget dan banyak istana-istana kecil gtuu. Hmmm sebenarnya sih nggak ada yg terlalu spesial sama istana ini. Cuma karena sebelahan aja, jadi sekalian deh dimasukkin.
Changgyeonggung Palace (1)
Changgyeonggung Palace (2)
Changgyeonggung Palace (3)
6. Sebelum hari berakhir, gue nyempetin ke Myeongdong. Itu letaknya juga masih sekitaran istana-istana dehh pokoknya. Di Myeongdong gue dinner nyobain Naega Jjim Handak. Ayam dikasi saos merah khas Korea dan tteokbukki dan keju. Enak bangeeeet. Tp inget, di Korea ini porsinya banyak-banyak. Jadi satu orang nggak perlu satu porsi. Hbs itu strolling liat toko-toko kosmetik dan harganya yang supermiring dibandingkan harganya di Indo. Masker yg gue beli harganya 75ribu, disana cuma cuma sekitar 2500 atau 25rb. Huuuh kalap. Sebut deh smua merk mulai dari Faceshop, Etude, Innisfree, Holika, Misha, Tolymoly, Aritaum,dll. Dan mereka nggak ragu utk kasih sample segambreng. Nah kalau belanjanya super banyak, jangan lupa tunjukin paspor biar bisa redeem taxnya pas pulang. Mayan lah buat beli oleh-oleh. Hahaha. 

Next daynya, ada di next post yahh. See you!

Life in Madison

Hi There! Been a while since I wrote here.
Living my dream as a grad student in US. Hihihii many things happened yet I still need to adapt.
But I really love being here.
The lecture is not easy. Although I already did many quantitative lectures like 3 calculus, 1 linear algebra, 2 operation research, 2 statistics, I am not even recall anything. Ok, recall a bit, but I still need to study until late. But still, it's what I have imagined before and not regret (yet) hahaha. I miss being at school, study, and learn something new. Thank God the facility is really no joke. You can literally enjoy the great library, the effectiveness of campus system, and do study comfortably.
I met many great friends and still adapt with them. But right now, I am grateful that Allah help me by sending them and make things easier here. Can not more grateful.
The city here is very beautiful. The weather is a bit cold, but very refreshing. Thankfully, I am healthy up to now. I walk around 15-20 minutes or 5 minutes by bus to get to my building and everything is good. The city also considered as big (yeah, it's the capital of Wisconsin State) so it has everything. I can cook just like in Indonesia and eat rice (almost) everyday. But if you too lazy to cook, you can buy everything including Indonesian. So it's perfect here.
Cat thing, you can find cat cafeeee. It is wonderful right? Hihihii I enjoy my time here.

The things that I really love here is:
1. Pedestrian is being respect a lot. People can really stop their vehicle just to let pedestrian cross the street. The side walk also good and you can literally walk to everywhere.
2. People appreciate other people a lot. There are so many appreciate greetings here. When other help, people will really appreciate it, and always say thank you. I think it is very different than in Indonesia. We do not have so many appreciate sentence just like here. I really love when people say "'I really appreciate that', 'How lovely are you for helping me', 'You are really great, thanks for your help'" and something like that. I mean, in Indonesia, we only said like "thank you or thank you very much". You know the great feeling when you are being appreciate by other, aren't you? It's very good, and make you want to do good thing more.
3. People respect and help a lot. Yeah, the effect of good appreciation make people do good deeds more. Just by holding the door, picking something up, queuing in good manner, waiting patiently for passenger (in the bus) or another car, making up after had meal, are simple good habbit that really common here. I really love the positive vibe that people made here.

There is still a long way to go. I hope I could learn and contribute as much.
See you!

Saturday, July 9, 2016

My Korea Trip Part 1

Helloooo.
Kali ini gue mau sharing pengalaman trip ke Koreaaa. Yuhuuu. Gue bakalan cerita mulai dari persiapan sampai perjalanannya.

Persiapan

Well, yang pasti harus disiapin:
1. Itinerary yang matang. Well, banyak lah yg bisa dicontek. Jangan lupa save peta atau download aplikasi MRT karena MRT nya ribets bangettt. Oiya, website pariwisatanya South Korea atau Seoul juga mayan buat jadi referensi kayak di sini dan sini. Banyak banget fasilitas yg bisa kita pilih sblm berangkat, kayak free tour guide, sewa telepon, dan tourism pass. Yang gue urus dari sini kemarin cm telepon karena setelah gue hitung2, roaming Telkomsel masih affordable dan murah. Yang oke sbnrnya sewa wifi atau beli kode wifi (karena wifi ada dimana-mana bangett). Sama kemarin beli tiket Korail pass (kereta kecepatan tinggi). Buat yang ramean, Korail pass ini mayan bangettt.
2. Kostum yang sesuai dengan musim. Referensi bisa liat di sini. Gue kemarin dateng pas spring. Dan spring itu dingiiiin guys. Kalau lihat di panduan, cukup pke cardigan. Ternyata salah besar, karena di sana sempet minus 5. OMGGGG banget. untung bawa scarf, sarung tangan, jaket sweater. Kalau siang sih mayan sbnrnya. Cm kalau pagi dan malam, duhh tobat.
3. Pesan tiket pesawat dan penginapan. Kalau jauh hari, pasti bisa lebih murah. Hunting di travel fair juga seru. Best period nya April - Oktober. Di luar itu, hotel dan tiket agak murah, cm konsekuensinya bbrp objek wisatanya tutup (gue gak smpet liat Banpo Bridge karena harus milih cherry bloom or jembatan hiks :'(  ).
Gue kemarin naik Asiana. Pesawatnya enak, dan airbus jadi goncangan relatif gak berasa. Jangan lupa isi keterangan Muslim Meal yaa, terutama buat nanti pulangnya. Sementara gue nginep di Lee&No Guesthouse. Pesannya sih lwt Agoda karena waktu itu promo. Cm keren banget, mereka langsung hubungi gue personal setelah gue pesan dan dikasi bbrp panduan menuju hostelnya via Yutub. Hostelnya minimalis dan bersih bangettt. Walau daerah Hongdae, cuma hostelnya ada di daerah yg sepi, jadinya tidur bisa nyenyak dehh.
4. Visa. Setelah pny hostel dan tiket, urus visa dehh. Ngurus visa sendiri gampang kok. Linknya berikut: Visa Korea. Jadinya juga cepat, cuma 4 hari. Hmmm dokumen standar sih kebanyakan. Kalau yg perlu agak effort ya print tabungan 3 bulan terakhir (kalau baca-baca, amannya saldo minimal jumlah hari dikali Rp 1 juta. Perkiraan pengeluaran perhari gtu deh). terus buat pegawai, bikin surat keterangan bekerja atau bisa juga bikin surat keterangan dari bank. Salah satu aja. Bikin surat keterangan bank biayanya sekitar 500 ribu, dan bisa cepat kalau diurus di kantor cabang bank. Mendingan sihh ke kantor aja, gratiiissss hehehe.

Arrival

1. Dateng via Incheon International Airport. Awalnya deg-degan karena Korean terkenal nggak bisa bahasa inggris dan punya huruf sendiri. Mengerti dan bisa baca pun masih bikin deg-degan. Tapi ternyata, semuanya gampaaaang. Semua petunjuk di bandara pun kece dehh nggak pake bingung. Agak antri aja pas antri imigrasinya. Sampai di baggage claim, tas pun sudah siap diambil.
2. Habis baca-baca dan riset sebelum berangkat, yang harus dilakukan adl beli kartu T-money supaya menjelajah naik MRT jadi lebih nyaman. Cari aja convenience store apapun, mereka jual T-money itu. Isi aja skalian minimal 10.000 won. Oiya, kalau beli Korail pass, bisa diclaim di counter mereka sesuai dengan rute yang kita pesan. Mau nambah rute juga bisa.
3. Berhubung turun di Hongdae alias Hongik Univ. jadinya pilih airport train yang berhenti di setiap stasiun. Tadinya pengen yg langsung sampai di Seoul Station. Tapi berhubung koper segede gaban (don't get me wrong, gara2 maskapai Asiana membatasi jumlah koper bagasi maksimal 1 buah, terpaksa deh bawa koper agak gede yg kosong, buat diisi oleh-oleh pas pulang. Anw, petunjuk Airport Train agak2 susah. Intinya cari tanda Airport train, arahnya ke bawah. Di bawah ada bbrp tenant makanan kalau mau skalian sarapan dulu. Maap gak sempet foto-foto karena masih norak hahaha.
3. Langsung deh menuju hostel. Sebelum berangkat, gue udh hapalin video menuju ke sana dari Hongdae. MRT di Korea sungguh jauh lebih kompleks. So, jangan malas-malas riset dan menghapal nomor keluar pintu MRT.
4. Brrrr. Pas sampai, suhu di bawah 5 derajat. Untung perbekalan sudah lengkap. Jadilah kostum tebel. Cuma native yang pke cardigan doang hahahhaa.
Ahjussinya gaya bangett yaaah :) Korean emg stylish bangeeet


Detail Tournya di Next Post yaaahh.