Thursday, December 26, 2019

Gratitude Journal

Hi Blog,

Akhir-akhir ini agak sering pengen ngeluh. Aneh banget dehh kayaknya apa-apa salah gtu. Stres kerjaan juga kok ampe gni amat.Trs tetiba kemarin pas lg di Gojek pulang, ngerasa kok gue lagi kurang bersyukur ya. Padahal hidup nyaman banget (ampe gembrot gini) wkwk.
Kenapa gue nulis gini. ceritanya kemarin pas lagi di Gojek, sebenernya gue lg liat abang delivery KFC or Hokben gtu dorong motornya. Kebayang dia lagi buru2 nganter makanan, tapi motornya mogok or abis bensin. Sementara gue di sisi jalan lain, lagi antri macet di lampu merah. Di situ harusnya gue bersyukur kejebak macet mau pulang, dibandingkan bapak itu, masih kerja dan motornya mogok pula.
Lalu malam itu, gue mikir, ada berapa banyak sih hal yang belum gue syukuri dengan baik?
1. Bersyukur bisa jalan keringetan kepanasan, karena ada banyak orang yang ngga kuat jalan.
2. Bersyukur bisa ada di tengah mal yang penuh kayak pasar, di mana banyak orang yg ngga akan pernah kenal mal
3. Bersyukur begadang kerja or belajar, karena ada banyak orang yg pengen bisa kerja or sekolah walau sampe malem
4. Bersyukur basah keujanan, karena banyak daerah yang kekeringan
5. Bersyukur masih bisa wudu pake air, karena banyak orang yg susah air atau banyak kondisi dimana kita ngga bisa wudu pake air
6. Bersyukur gendut kebanyakan gizi, karena ternyata ada banyak org yg pengen ngegendutin badan
7. Bersyukur bobo ampe kesiangan, karena ada banyak orang yg ngga bisa tidur
8. Bersyukur bisa pee and pup, karena ada banyak orang yg ngga bisa
9. Bersyukur keberisikan tetangga atau kucing liar, karena ternyata ada banyak tempat yg sepi dan kdg sepi itu menyiksa

Well. Sekian racauan malam-malam. Namanya juga manusia, hobinya ngeluh. Tapi mudah2an ini jadi note to myself dan membantu untuk tetap melihat sisi lain dari kehidupan. Seperti resolusi dari beberapa tahun lalu. I need to keep my gratitude journal.

But for now, I need to work on my pile of clothes alias nyetrika wkwk.
See you next time.

Monday, June 24, 2019

Setajam Silet

Sejak setahun belakangan, setelah melalui berbagai hal, salah satu resolusi gue adalah tidak ada lagi hal yang dipendam. Gue udh mulai membiasakan untuk bicarain semua yang ada di hati. Gue masih percaya honesty itu hal yang penting dan gue harus membiasakan dari diri sendiri.

Well, good thing sbnrnya, gue berada di lingkungan yang memungkinkan itu semua. Mungkin yg ngga suka udh pada kabur ya hehe. Gue belajar bahwa dengan jujur mengungkapkan apa yg kita rasakan, kita juga jadi latihan memahami emosi yg dirasakan. Selanjutnya kita belajar menyampaikan dengan baik supaya message tersalurkan dgn baik. Dan kita juga belajar untuk memahami emosi orang lain.

Tapi side effectnya, gue semacam sering kelupaan ngomong hal-hal yang ternyata "tajam". Well beberapa temen pernah cerita soal yg gue ucapin dan gue ga inget samsek. Waks gawat banget ngga si? Gue sadar betul, salah satu kelemahan gue adalah ucapan yg seringnya ngga pake filter dan menyakiti. Kombinasi antara kelewat jujur dan ngga bisa kontrol emosi. 

Jadi kalau ada yg dengar/lihat gue lagi setajam silet, please let me know. I have been working on it since forever and will do it continuously.

Saturday, June 1, 2019

I want to be a normal one

I always want to be a normal one. I am not sure what I have been going through, why am I thinking that I am not a normal person?
 Is it because I went too hard on myself?
Or am I a normal person actually?

Friday, April 5, 2019

Say Your Wishes

Years ago post is still relatable up until now.
Maybe I need to reflect a lot. lol.

Postingan yg mana?
Yang ini hihihi.

Edit: and just realized. It was almost two yrs ago! WOW!! I cant believe how I am survived till now.

Living in Jakarta

Dear blog,
Malam ini ngga tau kenapa rasanya sedih dan sepi. Tsssaaaah.
Pulang emg lebih malam dibanding biasa. Tapi entah mengapa kepala ini susah diajak kompromi, alias kebanyakan mikir. Some things happened recently. Ordinary but I cant keep it out of my head.

Tapi jadi pengen cerita soal tinggal di Jakarta.

Sejak kuliah, sering kepikiran pengen tahu Jakarta. Biasanya cuma lewat tol Dalkot karena mau ke atau dari Bandara. Sampai akhirnya pny kesempatan sejak lulus kuliah. Bolak balik pindah dari Gondangdia, Kalibata, Kemang, Kampung Bali, sampai akhirnya Senen.

Rasanya? hmmm gado-gado. Pengalaman yang ngga bisa dibandingin sama hidup di Bogor, Palembang, Bandung, apalagi Magelang. Kota yang hampir ngga pernah sepi, tapi di sisi lain, kota yang paling asik buat dijalanin sendiri. Eh, bukan dijalanin sendiri sih. Enak buat jalan-jalan sendiri, apalagi trotoar skrg udh makin rapi. Pake earphone, siap deh buat jalan kaki. Varian makanannya banyak. Banyak org yang ngga "real", tapi banyak juga yang masih super tulus.

Transportasi umumnya pun udh lebih terstruktur, ditambah adanya MRT. busway/bus kece, KRL, bajaj, dan supir taksi/ojol udh lebih pinter. Gue pun ngga pernah termotivasi buat bawa mobil sndr karena ini. Skrg tinggal bermodalkan kartu UE pun udh siap berkelana ke seantero Jakarta.

Terus denger lagunya BTS RM ttg Seoul, rasanya super relateable banget.

"I'm so bored of you now
Your ash-gray expressions, the same every day
No, no, I'm afraid of myself
For having become you

If love and hate are the same word, I love you Seoul
If love and hate are the same word, I hate you Seoul"



Jadi pengen pankapan keliling jkt lagi.
Baiklahh byebye for now. TTYL!

Tuesday, January 29, 2019

Shariah

Had done quick research related to shariah. And I am so impressed with the system.
As expected, Islam teaches us to be transparent and no hidden things. You need to avoid uncertainty, have a clear objective and clear calculation, and the most important thing, honest.

I am fully aware that it is almost impossible to implement shariah in all life aspects. But I am glad we have more shariah choices in saving, financing, and payment.
I like how shariah logic is and it is pretty new even for me.

Hilang Motivasi

Dear blog,

Halo!
Akhir-akhir ini gue lagi hilang semangat dan motivasi, padahal baru awal tahun hahaha. Ngga tau kenapa, pdhl kayaknya ngga lagi banyak kerjaan juga.

Kenapa ya susah banget praktek percaya pada Tuhan Yang Maha Tahu? dan tidak boleh kita berserah selain padaNya?

Akhir-akhir ini juga kepikiran what should I do with my life?
Evaluasi tahunan yang kali ini agak susah dijawab. What do I want for myself, my life? What do I like?
Walau dibalikin ke niat awal gue memilih jalan ini, terkadang susah juga ya mengembalikan jawaban ke niat itu.

Haha udh ah. Mungkin gue kurang tidur aj XX

Bye!