Saturday, May 28, 2022

We are so special yet we are all ordinary

 Hi all. 

Akhir-akhir ini miris baca berita, org seenaknya mukul org lain, cuma karena dia punya jabatan tertentu. Well, ini juga akhir-akhir ini yg sering jadi kepikiran.

Akhir-akhir ini sering liat org bilang “saya ini ___, kamu ngga tau?”. First hand experience di rumah sakit, hotel, bank. Sampe dalem hati gue bingung, lah terus kenapa.

Dari kecil, kita sering dibilang bahwa kita ini spesial. Kayaknya bgtulah perasaan org tua, merasakan bahwa anaknya merupakan “the special one”, beda dari yang lain dan mungkin lebih baik dari yg lain. Buat anak kecil, perasaan ini emg penting kayaknya. Biar ngga minder kalau lihat temennya yg beda warna kulit sama dia, nilainya lebih bagus dari dia, atau lebih sering dipuji dari dia.

Well, I kinda agree that each of us is special. Individuals are unique and there is no such thing as identical persons (even twins!). each of us has different talents, raised in different condition, has different desires and ambition. It makes us unique. And no one can judge us for being different. 

But on the other hand, we are all the same. None of us has the right for being treated differently. Well I talk in normal setting. It might be different in formal events, where someone should be a king or president or minister. But on the normal setting, we are all human. I do not think that someone should be treated better or worse than the other. You might have different package to pick for people, but again, everyone should be treated the same.

Layanan kesehatan, semua orang berhak sehat. Layanan keuangan, semua orang berhak mengelola keuangannya. Layanan akomodasi or restoran, semua orang berhak untuk makan atau tidur di luar dari rumahnya. Tidak ada org yang berhak meminta layanan lebih dan tidak ada org yang berhak menolak permintaan layanan tsb. Tidak boleh ada customer yg ngeyel minta lebih, dan tidak boleh ada penyedia layanan yg pilih-pilih.

Makanya konsep kita semua unik itu betul. Tapi kita sebenarnya ya sama-sama aja, manusia. Yang sama-sama punya keinginan, sama-sama merasa spesial, tapi akhirnya ya sama aja.

Mudah-mudahan ini jadi reminder gue juga. Bahwa gue ngga boleh sombong. Well gue lulusan S2, tapi apa spesialnya gue dibanding yg lain? Gue punya jabatan ttt di kantor, terus kenapa kalau di luar kantor. I might have privilege to become like this, and it cannot be compared to others. Di mata Tuhan, kita ini sama aja. Spesial, tapi ya sama aja.

Jadi buat apa sombong? Buat apa merasa lebih?

No comments: